Google Search

Friday, August 6, 2010

Redenominasi: Solusi atau Masalah?

Sudah dengar rencana BI untuk melakukan redenominasi? Meski katanya baru akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan, tetapi isu ini telah membuat "kehebohan" tersendiri di pemberitaan di negara kita. Setidaknya itu yang saya lihat. lalu apa sebenarnya redenominasi ini?

Redenominasi dapat dianggap sebagai pengurangan digit pada mata uang dan harga barang di Indonesia. Setidaknya demikianlah yang saya tangkap dari pernyataan alhi dan juga pemberitaan selama ini. Hal ini berbeda dengan sanering, di mana nilai uang dipangkas namun nilai barang tidak ikut dipangkas. Dari yang saya tangkap dari pemberitaan selama ini, redenominasi ini bertujuan untuk memperkecil digit atau angka nilai tukar rupiah terhadap dolar. Tapi hanya angka saja, lho. Yang lainnya tetap sama. Katanya juga redenominasi ini bisa membantu sistem akuntansi kita dengan merampingkan dan menyederhanakan angka-angka yang harus dihitung. Tetapi apakah di balik klaim 'menguntungkan' ini tidak ada masalah baru yang akan terjadi?

Setidaknya ada beberapa masalah di masa depan yang dapat saja terjadi bila redenominasi ini "kebablasan":
  • RUSH. Ini kata yang sepertinya jadi tabu untuk para pelaku ekonomi, terutama perbankan. Demi menghindari kata ini pulalah terjadi kasus Century yang menurut pemberitaan sudah mulai kabur penyelesaiannya. Dengan redenominasi, masyarakat akan terpicu untuk menarik uang sebanyak-banyaknya dan berusaha membeli emas atau barang yang dapat dipakai. Alasannya jelas: Panik! Masyarakat Indonesia memiliki kebaisaan panik, karena kehidupannya selalu berubah-ubah dan kadang serba tidak pasti (hehehehehehehe, meski tidak semuanya juga). Masyarakat Indonesia tipe ini akan memborong barang dan investasi jangka panjang untuk mengamankan hidupnya dan nilai kekayaannya (dalam hal ini uang). Ini dapat terjadi bila masyarakat menganggap sanering dan redenominasi adalah 'makhluk' yang sama persis. Tapi dengan sosialisasi yang baik hal ini dapat saja dihindari.
  • KELANGKAAN. Segalanya bakal langka, apapun yang bisa jadi langka akan menjadi langka. Ini efek lanjutan dari rush di atas. Semua orang akan membeli dan menumpuk barang, sehingga barang hilang dari pasaran. Ini juga memungkinkan adanya penimbunan barang temporer oleh penjual untuk menaikkan harga. Lagi-lagi, hal ini bisa dihindari dengan sosialisasi.
  • NILAI TUKAR RUPIAH MELEMAH. Ini juga efek yang jelas menyusul bila redenominasi terjadi. Masyarakat akan memborong mata uang asing untuk investasi, sehingga nilai rupiah jatuh. Bila ada pengusaha yang melakukan impor dari luar negeri dan waktu jatuh tempo utangnya bertepatan dengan keadaan ini, bisa jadi akan terjadi kebangkrutan. Ini efek yang menurut saya agak susah dicegah. Apa boleh buat, orang memang seringnya mencari untung meski kecil, kan?
  • PASAR MODAL GOYAH . Ini efek tambahan dari redenominasi, di mana orang akan lebih memilih menjual saham lebih dulu dan menunggu kestabilan pasar kembali. Jika kondisinya tidak lama dan tidak ekstrim sebenarnya tidak terlalu masalah. Tetapi kalau sebaliknya, maka usaha-usaha besar bisa ikut goyah juga.
  • KEKACAUAN SISTEM AKUNTANSI. Yah, ini lebih menurut pandangan saya. Sistem akuntansi jelas berubah mengikuti redenominasi. Bagi para akuntan, hal ini bisa saja menjadi sesuatu yang njelimet mengingat mereka telah terbiasa dengan sistem lama. Tetapi dengan sedikit penyesuaian, hal ini dapat diatasi.
 Selain hal-hal yang saya kemukakan di atas, masih ada hal-hal lain yang dapat menyusul redenominasi ini meski skalanya tidak terlalu besar. Contohnya harga yang naik mengikuti asas pembulatan ke atas. Menurut ahli yang pernah saya dengar, semisal ada barang yang dulunya 5.590 rupiah (entah mengapa terkadang ada harga seperti ini), maka dengan redenominasi bisa jadi 5,6 rupiah atau bahkan 6 rupiah.

Terlepas dari semua opini di atas, redenominasi memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri. Bagaimana menyikapinya? Sesuaikan saja dengan keuangan kita. Kalau inflasi stabil dan  masyarakat menerima dengan baik maka ini tidak jadi masalah. Tetapi kalau sebaliknya, sebaiknya ditunda dulu untuk waktu yang tidak diketahui. Hehehehehe.......

No comments: